Komsel dimulai pada jam 19.30an, tidak bisa tepat waktu dikarenakan kondisi hujan yang menghambat perjalanan para anggotanya. Kita memulai dengan doa pembuka bersama2 lalu dilanjutkan dengan games “bermain tali”. Luar biasanya, ketika bermain, teman-teman terlihat bingung memecahkan bagaimana cara membuat simpul di tali dengan kedua ujung tali tidak boleh lepas dari pegangan kedua tangan. Bahkan ada yang mencoba sampai mengikat lehernya sendiri. Ada satu jiwa baru, yang tadinya saya berfikir dia akan pasif, namun ternyata dugaan saya salah, beliau bermain bahkan sempat tertawa lebar dan bercanda sambil bingung.
Permainan games atau biasanya disebut dengan ice breaker, menurut saya itu sangat diperlukan karena hiburan walaupun dengan waktu yang singkat akan mampu memberikan sedikit dorongan semangat dan membuat pikiran kembali terbuka (secara dunia psikologi).
(maaf, kameranya jadul ui...)
Setelah selesai pujian dan penyembahan, salah satu teman lama yang bernama Amen dari KBC, memberikan kesaksian mengenai kehidupan dirinya sejak mengalami keterpurukan hingga mengalami kemenangan. Yang luar biasanya, ternyata Tuhan memakai beliau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa anggota mengenai pemakaian kartu kredit. Beliau menjelaskan sisi negative dan positif dalam menggunakan kartu kredit.
Setelah para anggota selesai diberikan penjelasan oleh Amen, dilanjutkan dengan firman yang dibagikan oleh Chandra. Beliau memberikan 1 firman yaitu Hosea 4:6, lalu dijelaskan bahwa ketika kita mendapatkan masalah, kita tidak boleh lari dari masalah tersebut , kita harus tahu cara mengenal Tuhan. Beliau juga membagikan ayat Yakobus bahwa kita harus tahan uji dan harus menjadi pelaku firman (“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22)
Ada satu kalimat yang membuat saya tertarik ketika Chandra mengucapkannya yaitu “Kristen tanpa pertobatan”, kamipun secara satu per satu memberikan pandangan mengenai kalimat tersebut. Dan saya percaya bahwa masing-masing anggota tidak ingin hanya menjadi seorang Kristen saja, melainkan harus benar-benar mengerti arti pertobatan. Bertobat tidak hanya dilakukan dalam satu waktu tertentu melainkan bertobat harus dilakukan setiap hari.
Setelah selesai membagikan firman, kami pun mulai berdoa, mendoakan saudara kami Meiling yang sedang mengalami sakit dan dirawat di Malaysia (meninggal tanggal 31 Maret, 1 hari setelah hari Komsel), kami pun berdoa untuk jiwa2 baru seperti Raymond dan Ci Mar beserta linda filing.
Ketika kami menyembah lagu Mujizat itu nyata, kami merasakan rasa sedih tapi kami percaya bahwa Tuhan sudah menyatakan kuasaNya dan kami percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk saudara kami.
Tuhan memberkati kami semua….
Baca Selengkapnya..